Cyber Security: Arti, Ancaman, dan Cara Memperkuatnya

Table of Contents

Cyber Security: Arti, Ancaman, dan Cara Memperkuatnya

Di era digital ini, “cyber security” telah menjadi istilah yang tidak asing lagi di telinga. 

Seiring dengan meningkatnya ketergantungan terhadap teknologi informasi, muncul pula berbagai jenis ancaman terkait privasi dan keamanan data. 

Dari serangan malware yang merusak hingga phishing, tantangan dalam menjaga keamanan siber semakin kompleks dan membutuhkan perhatian serius. 

Melalui artikel ini, kita akan menggali lebih dalam mengenai apa itu cyber security.

Selain itu, kita akan melihat apa saja ancaman yang ada dan bagaimana strategi-strategi yang dapat diterapkan untuk memperkuat keamanan siber. 

Simak artikel Staditek berikut ini untuk mengetahui informasinya lebih lanjut!

 

Apa Itu Cyber Security?

Cyber security merupakan serangkaian teknologi, tindakan, dan cara-cara yang digunakan untuk mencegah atau mengurangi dampak dari serangan siber. 

Tujuan utama dari cyber security adalah untuk melindungi sistem, aplikasi, perangkat komputasi, data sensitif, serta aset finansial baik individu maupun organisasi dari berbagai jenis ancaman. 

Ancaman ini bisa bervariasi, mulai dari virus komputer yang sederhana tapi mengganggu, hingga serangan ransomware yang canggih dan berpotensi menimbulkan kerugian besar.

 

Jenis-Jenis Cyber Security

Dalam upaya memahami lebih dalam mengenai dunia cyber security, penting untuk mengenal berbagai jenis perlindungan yang berfungsi untuk menjaga keamanan data dan informasi di era digital ini. 

Berikut ini adalah tujuh jenis cyber security yang utama:

Mari kita jelajahi lebih dalam masing-masing contoh cyber security yang telah disebutkan sebelumnya, dengan memberikan penjelasan yang lebih detail dan contoh pengaplikasiannya dalam dunia nyata:

 

1. Critical Infrastructure Security

Infrastruktur kritis mencakup fasilitas, sistem, dan fungsi penting yang esensial untuk kelangsungan hidup masyarakat, seperti sistem pasokan air, jaringan listrik, dan transportasi. 

Contoh pengaplikasian keamanan ini bisa dilihat pada sistem kontrol industri (Industrial Control Systems – ICS).

Fasilitas tersebut dilindungi dengan teknologi deteksi intrusi dan sistem manajemen keamanan untuk mencegah serangan siber yang bisa menyebabkan kegagalan listrik massal atau kontaminasi air.

 

2. Network Security

Keamanan jaringan melibatkan langkah-langkah seperti pemasangan firewall untuk memblokir traffic tidak sah dan penggunaan sistem deteksi intrusi untuk mengidentifikasi dan menghalau upaya serangan. 

Sebagai contoh, sebuah perusahaan mungkin menggunakan firewall canggih dan sistem deteksi intrusi untuk melindungi jaringan internalnya dari serangan hacker yang mencoba mencuri data sensitif.

 

3. Endpoint Security

Perlindungan endpoint memastikan bahwa semua perangkat yang terhubung ke jaringan perusahaan, seperti komputer dan smartphone, aman dari malware dan serangan siber. 

Sebagai contoh, penggunaan program antivirus dan antimalware yang ter-update secara reguler pada setiap perangkat karyawan merupakan praktik keamanan endpoint yang umum.

 

4. Application Security

Keamanan aplikasi mencakup langkah-langkah keamanan yang diintegrasikan dalam proses pengembangan aplikasi untuk melindungi aplikasi dari serangan. 

Sebagai contoh, aplikasi perbankan online mungkin mengimplementasikan enkripsi data, otentikasi pengguna yang kuat, dan pengujian keamanan rutin untuk melindungi informasi keuangan pengguna dari pencurian.

 

5. Cloud Security

Dengan adanya layanan cloud, keamanan cloud menjadi penting untuk melindungi data yang disimpan di cloud dari akses tidak sah. 

Contohnya, penyedia layanan cloud mungkin menawarkan enkripsi data, autentikasi berbasis multi-faktor, dan kebijakan akses yang ketat untuk melindungi data pelanggan.

 

6. Information Security

Keamanan informasi fokus pada perlindungan privasi, integritas, dan ketersediaan data. 

Sebagai contoh, sebuah organisasi mungkin menerapkan kebijakan keamanan informasi yang mencakup klasifikasi data, enkripsi data sensitif, dan kontrol akses.

Hal tersebut untuk memastikan bahwa hanya karyawan yang berwenang yang bisa mengakses informasi tertentu.

 

7. Mobile Security

Dengan bertambahnya penggunaan perangkat mobile, keamanan mobile menjadi kritikal untuk melindungi perangkat dari ancaman siber. 

Sebagai contoh, pemasangan aplikasi keamanan mobile yang dapat melindungi perangkat dari malware, serta penggunaan VPN saat mengakses jaringan Wi-Fi publik, adalah langkah-langkah yang dapat meningkatkan keamanan mobile.

 

Masing-masing jenis keamanan siber ini memberikan lapisan perlindungan yang penting dalam strategi keamanan komprehensif, membantu melindungi aset dan data dari berbagai ancaman siber yang terus berkembang. 

 

Baca Juga: Cara Membuat Aplikasi Android tanpa Coding, Bukan Hal Mustahil!

 

Ancaman Cyber Security

Dalam dunia yang semakin terhubung melalui internet, ancaman terhadap keamanan siber menjadi salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh individu, perusahaan, dan pemerintah. 

Ancaman-ancaman ini bervariasi dalam bentuk, sasaran, dan tujuan, namun semua memiliki potensi untuk merusak atau mencuri data, merugikan finansial, dan mengganggu operasi. 

Berikut adalah penjelasan tentang lima jenis ancaman keamanan siber yang paling umum:

 

1. Malware

Malware, singkatan dari “malicious software“, adalah perangkat lunak yang dirancang untuk menyusup atau merusak sistem komputer tanpa sepengetahuan pemiliknya. 

Malware mencakup berbagai jenis perangkat lunak berbahaya seperti virus, worm, trojan, dan spyware

Virus komputer dapat mereplikasi dirinya dan menyebar melalui email atau file yang diunduh, sementara worm mampu menyebar tanpa perlu berinteraksi dengan perangkat lunak lain. 

Trojan menyamar sebagai perangkat lunak yang sah tetapi melakukan fungsi berbahaya di belakang layar, sedangkan spyware mengumpulkan informasi tanpa persetujuan pengguna.

 

2. Ransomware

Ransomware adalah jenis malware yang mengenkripsi file pada sistem korban dan menuntut pembayaran tebusan untuk dekripsi file tersebut. 

Serangan ini dapat menghentikan operasi bisnis dengan mengunci akses ke file penting atau sistem operasional. 

Contoh nyata dari serangan ransomware adalah WannaCry, yang pada tahun 2017 menyebar ke seluruh dunia, menginfeksi ribuan komputer, dan menyebabkan kerugian finansial yang besar.

 

3. Phishing

Phishing adalah teknik penipuan yang digunakan untuk mencuri informasi sensitif seperti nama pengguna, kata sandi, dan detail kartu kredit dengan menyamar sebagai entitas yang dapat dipercaya dalam komunikasi elektronik. 

Serangan phishing biasanya dilakukan melalui email, pesan instan, atau situs web palsu yang mirip dengan situs aslinya. 

Contoh umum adalah email yang tampaknya berasal dari bank yang meminta pengguna untuk memasukkan detail login mereka ke situs web palsu.

 

4. Insider Threats

Ancaman insider melibatkan individu di dalam organisasi, seperti karyawan, kontraktor, atau mitra bisnis, yang memiliki akses ke sistem dan data sensitif dan dapat menyebabkan kerusakan atau pencurian. 

Ancaman ini bisa bersifat tidak sengaja, seperti kesalahan pengguna yang mengakibatkan kebocoran data, atau sengaja, seperti karyawan yang tidak puas yang sengaja merusak sistem.

 

5. Serangan DDoS (Distributed Denial of Service)

Serangan DDoS bertujuan untuk membuat layanan online tidak tersedia dengan membanjiri target dengan lalu lintas internet yang berlebihan dari banyak sumber. 

Cara ini sering dilakukan dengan menggunakan botnet, yaitu jaringan komputer yang telah terinfeksi malware dan dapat dikontrol oleh penyerang. 

Serangan DDoS dapat mengganggu operasi bisnis dengan menghentikan akses ke situs web, server, atau layanan online.

 

Menghadapi ancaman-ancaman ini membutuhkan pendekatan keamanan siber yang komprehensif, meliputi pencegahan, deteksi, respons, dan pemulihan untuk melindungi aset dan informasi sensitif. 

Kesadaran dan edukasi pengguna, bersama dengan kebijakan keamanan yang kuat dan teknologi keamanan canggih, merupakan kunci untuk mengurangi risiko dan dampak dari ancaman siber.

 

Strategi Memperkuat Cyber Security

Dalam menghadapi ancaman siber yang terus berkembang, penting bagi individu dan organisasi untuk mengadopsi strategi yang komprehensif guna memperkuat keamanan siber. 

Berikut adalah beberapa strategi utama dalam memperkuat cyber security:

 

1. Pelatihan Kesadaran Keamanan (Security Awareness Training)

Salah satu titik lemah terbesar dalam keamanan siber adalah faktor manusia. Pelatihan kesadaran keamanan bertujuan untuk mendidik karyawan dan pengguna sistem tentang pentingnya keamanan siber.

Hal ini seperti, cara mengenali tanda-tanda serangan seperti phishing, dan praktik terbaik untuk mencegah insiden keamanan. 

Contohnya, sesi pelatihan reguler dapat membantu karyawan mengidentifikasi email phishing dan mengajarkan mereka untuk tidak membuka lampiran atau meng-klik tautan dari sumber yang tidak diketahui.

 

2. Pengelolaan Identitas dan Akses (Identity and Access Management – IAM)

IAM merupakan rangkaian kebijakan dan teknologi yang memastikan bahwa orang yang tepat memiliki akses ke sumber daya teknologi yang tepat dan pada waktu yang tepat. 

Cara ini termasuk autentikasi pengguna yang kuat, manajemen kata sandi, dan kontrol akses berbasis peran. 

Misalnya, penggunaan autentikasi dua faktor (2FA) menambah lapisan keamanan tambahan dengan meminta pengguna untuk memverifikasi identitas mereka melalui dua metode berbeda sebelum mengakses sistem atau data.

 

3. Attack Surface Management

Strategi ini melibatkan identifikasi, pengelolaan, dan pengurangan titik-titik eksposur dalam infrastruktur IT yang dapat dimanfaatkan oleh penyerang. 

Cara ini termasuk mengamankan jaringan, memperbarui sistem dan aplikasi secara teratur, serta mengurangi jumlah layanan yang dapat diakses publik. 

Pengelolaan permukaan serangan efektif dapat melibatkan pemindaian kerentanan secara berkala dan penerapan perubahan konfigurasi untuk mengurangi risiko.

 

4. Deteksi Ancaman, Pencegahan, dan Respons

Strategi ini mencakup penerapan teknologi dan proses untuk mendeteksi, mencegah, dan merespons terhadap ancaman keamanan siber secara real-time

Hal ini bisa meliputi penggunaan sistem deteksi intrusi, perangkat lunak antivirus dan antimalware, serta tim tanggap insiden keamanan siber yang siap mengatasi kejadian keamanan. 

Dengan memonitor jaringan dan sistem untuk aktivitas mencurigakan, organisasi dapat dengan cepat mengidentifikasi dan mengatasi ancaman sebelum menyebabkan kerusakan serius.

 

5. Pemulihan Pasca-Bencana (Disaster Recovery)

Rencana pemulihan bencana adalah bagian penting dari strategi keamanan siber, memastikan bahwa organisasi dapat pulih dari serangan siber atau insiden keamanan dengan cepat dan dengan kerugian minimal. 

Hal ini mencakup pembuatan cadangan data secara teratur, pengembangan rencana pemulihan yang terperinci, dan latihan pemulihan bencana untuk memastikan bahwa tim siap untuk merespons dengan efektif. 

Rencana yang baik memungkinkan organisasi untuk memulihkan operasinya dengan cepat, meminimalkan downtime dan kerugian finansial.

 

Menerapkan strategi-strategi ini secara efektif dapat membantu memperkuat keamanan siber, melindungi aset digital, dan mengurangi risiko serangan siber. 

Kesadaran, pencegahan, dan kesiapan adalah kunci untuk menghadapi ancaman siber yang terus berkembang di dunia digital saat ini.

BANNER Promo StadiTek