JAKARTA – Pada Kamis (1/12) lalu, tim Staditek berkunjung ke berbagai sekolah di Jakarta untuk melakukan sosialisasi. Kali ini, tim Staditek mengunjungi SMAN 43 Jakarta, SMAN 22 Jakarta, dan SMAN 31 Jakarta.
Di SMAN 43 Jakarta, tim Staditek menemui Wakasek Humas, yaitu Ibu Dewi. Usai memperkenalkan diri, tim mulai menjelaskan tentang program beasiswa IT Staditek.
Staditek itu sendiri merupakan program beasiswa pembelajaran IT untuk anak muda. Program ini menawarkan pelatihan offline, pelatihan online, dan program ekstrakurikuler untuk sekolah tanpa pungutan biaya.
Alih-alih membayar, peserta pelatihan akan diberikan berbagai keuntungan seperti biaya transportasi, tempat tinggal, makan, hingga uang saku. Bahkan, Staditek juga akan memfasilitasi perangkat laptop dengan spek mumpuni kepada peserta agar pembelajaran lebih nyaman dan kondusif.
Ibu Dewi menyambut pemaparan dari Staditek dengan ramah. Ia juga menyatakan kekagumannya tentang keuntungan yang akan didapatkan peserta Staditek.
“Ikut Staditek tentu menguntungkan siswa-siswi SMAN 43. Apalagi, banyak siswa yang belum bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi karena terhalang biaya. Jika ikut Staditek, tentu mereka yang tidak bisa lanjut kuliah bisa tetap berprestasi dan bersiap untuk menghadapi dunia kerja,” ujarnya.
Melanjutkan sosialisasi, kini tim Staditek berkunjung ke SMAN 22 Jakarta. Di sekolah tersebut, tim menyapa Bapak Marpu yang merupakan Wakasek Kurikulum.
Bagi Bapak Marpu, tidak ada yang lebih mengesankan daripada program ekstrakurikuler IT dari Staditek. Sebab, program ini mampu memfasilitasi sekolah-sekolah yang belum memiliki ekskul IT. Jika sekolah ingin mendirikan ekstrakurikuler IT, sekolah bisa bekerja sama dengan Staditek.
Untuk menutup hari, tim Staditek melanjutkan sosialisasi ke SMAN 31 Jakarta. Masih dengan semangat yang sama, tim memaparkan tentang teknis pelaksanaan pelatihan Staditek dan cara mengikutinya.
Kali ini sosialisasi lebih spesial, karena tim Staditek bertemu dengan beberapa pengajar. Mulai dari Wakasek Kesiswaan, BK, hingga Wakasek Kurikulum, yaitu Ibu Irna.
Secara umum, pelatihan offline Staditek berlangsung selama 6 bulan sedangkan pelatihan online berlangsung selama 3 bulan. Nantinya, peserta pelatihan online dapat berkesempatan untuk mengikuti pelatihan offline jika menunjukkan hasil belajar yang bagus.
Saat ini, program pelatihan IT gratis dari Staditek diprioritaskan untuk peserta didik yang kurang mampu. Untuk mengikuti pelatihan, peserta didik harus melakukan serangkaian seleksi mulai dari seleksi berkas, tes pengetahuan, hingga wawancara.
Baca Juga: Simak, Sosialisasi Staditek di Tarutung Bersama Salva!
Sebagai seorang pengajar, Ibu Irna menginginkan yang terbaik untuk murid-muridnya. Ia pun bertanya tentang tindak lanjut setelah siswa selesai mengikuti pembelajaran IT bersama Staditek.
Namun, tidak perlu cemas. Sebab, Staditek memberikan kesempatan bagi peserta pelatihan untuk mengikuti program penyaluran kerja dan mendapatkan beasiswa kuliah IT.
“Output yang diberikan Staditek untuk peserta pelatihan tentu sangat bermanfaat bagi siswa-siswi,” tutur Ibu Irna menutup sosialisasi hari itu.