Mari berkenalan dengan Ahmad Firdaus, lulusan bootcamp Staditek batch 1.
Ahmad Firdaus atau akrab disapa Daus adalah anak pertama dari 3 orang bersaudara yang memiliki semangat besar dalam mewujudkan mimpinya untuk menjadi Data Scientist di tengah keterbatasan ekonomi yang dimiliki keluarganya.
Lahir dari keluarga yang sederhana, di mana Ayah Daus sendiri adalah seorang disabilitas yang membuatnya memiliki keterbatasan dalam bekerja sehingga penghasilannya hanya cukup untuk membiayai kehidupan sehari-hari.
Tentu ini cukup sulit bagi Daus untuk dapat meneruskan pendidikannya ke jenjang lebih tinggi untuk dapat menjadi seorang Data Scientist. Apalagi biaya kuliah IT terbilang mahal.
Beasiswa Bootcamp Staditek Batch 1 Membuka Peluang Baru
“Saya melihat poster bootcamp Staditek saat sedang membuka IG, di sana katanya bootcamp IT gratis 100%, itu jadi awal saya tertarik.”
jelas Daus ketika ditanya awal mula ingin ikut Staditek.
Dari melihat poster Staditek yang memberikan beasiswa bootcamp IT gratis 100%, bagi Daus ini adalah kesempatan emas untuk dirinya meraih cita-cita di tengah keterbatasan ekonomi keluarganya.
Daus sendiri mengaku awalnya ia sedikit takut dan ragu saat hendak mendaftar Staditek. Ia takut bahwa proses yang akan dijalankan rumit dan panjang, namun ternyata tidak.
“Awalnya saya sedikit takut mendaftar Staditek bakal ribet, tapi tidak. Proses daftarnya mudah, cuma perlu menyiapkan berkas dan semua prosesnya juga dilakukan online.” terang Daus.
Setelah melewati proses panjang, Daus pun menjadi salah satu peserta yang lolos untuk mengikuti bootcamp Staditek batch 1 secara offline.
Pelatihan Staditek Memberikan Banyak Ilmu Baru
Selama mengikuti pelatihan di Staditek, tentu saja Daus mengalami suka dan duka. Apalagi ini adalah pengalaman pertama bagi Daus, jauh dari keluarga, belajar hal baru, di lingkungan baru.
Daus berbagi bahwa hal yang menjadi suka mereka selama mengikuti bootcamp Staditek batch 1 adalah Ia menerangkan bahwa hal yang paling ia sukai adalah ia bisa belajar banyak hal baru mengenai programmer.
“Sukanya tentu saya bisa belajar banyak hal baru seputar programmer dari 0.” terang Daus.
Dibalik suka yang ia rasakan, Daus juga merasakan duka. Ia merasa duka yang ia rasakan adalah ia harus benar-benar menyesuaikan diri dengan metode belajar yang baru dan mengorbankan banyak waktunya untuk memperdalam ilmu programmer yang ia pelajari.
“Dukanya karena ini hal baru bagi saya, jadi saya harus bekerja ekstra jadi terkadang saya harus mengorbankan waktu, tapi itu semanding dengan ilmu yang saya dapat.”
Tutor dan Lingkungan di Staditek Sangat Mendukung Proses Pembelajaran
Walau memberikan beasiswa secara gratis 100%, tapi Staditek tidak mengabaikan kualitas pelatihan. Hal ini dibuktikan dengan menghadirkan tutor ahli dan pengalaman di bidangnya.
Bahkan, Staditek juga menyusun kurikulum khusus yang disesuaikan untuk meningkatkan pengalaman belajar dan perkembangan dalam dunia IT di industri.
Hal ini pun dirasakan langsung oleh Daus selama ia mengikuti pelatihan di Staditek.
“Tutor di Staditek juga kompeten itu yang mendukung proses belajar dan pemahaman saya semakin mudah. Kurikulum yang ada di Staditek menurut saya juga sesuai dengan yang diperlukan di dunia kerja IT, jadi membantu kita membentuk pola pikir dan pemahaman yang matang tentang dunia IT.” jelas Daus saat ditanya mengenai
Selain itu, untuk menunjang proses belajar, Staditek juga memberikan fasilitas yang sangat menunjang. Mulai dari memberikan mess untuk para peserta, laptop, uang saku, dan beberapa fasilitas penunjang lainnya secara gratis.
Melakukan Project Langsung untuk Pertajam Materi Pembelajaran
Tidak hanya belajar teori saja, para peserta bootcamp juga belajar praktik langsung untuk mengimplementasikan apa yang telah dipelajari dengan terlibat dalam beberapa proyek.
“Saat mengikuti bootcamp saya terlibat dalam proyek WMS dan DMS yang sangat berkesan bagi saya.” ujar Daus.
Dapat Beasiswa Kuliah IT di Kampus Bergengsi Sambil Kerja
Sesuai dengan yang dijanjikan, para peserta yang terpilih mendapatkan beasiswa S1 IT di Binus secara gratis.
Selain itu, Daus dan siswa lainnya juga disalurkan magang di perusahaan-perusahaan terkemuka di Jakarta.
Beasiswa dan magang ini menjadi kesempatan yang diberikan Staditek kepada para peserta untuk terus dapat mengasah dan mempertajam kemampuan IT mereka, sehingga cita-cita Staditek untuk melahirkan generasi melek IT untuk negeri.
Uang Penghasilan Sudah Bisa Membantu Keluarga
Sekarang, Daus juga sudah memiliki penghasilan sendiri, yang bisa ia pergunakan untuk memenuhi kebutuhan hariannya.
Daus juga termasuk anak yang bijak dalam mempergunakan uangnya, ia mengaku sebagian penghasilannya ia pergunakan untuk membeli buku yang bisa menambah pengetahuannya dan sebagian lagi ditabung.
Tidak lupa, Daus juga menyisihkan pendapatannya untuk membantu perekonomian keluarga, terutama meringankan beban biaya sekolah adik-adiknya.
Daus adalah salah satu contoh bagaimana Staditek berhasil menghidupkan asa di tengah keterbatasan. Staditek ingin membuktikan bahwa IT bisa membawa harapan baru bagi siapa saja dari latar belakang ekonomi yang terbatas sekalipun.
Daus sudah membuktikannya, sekarang giliran kamu!